Permata Yang Hilang

Kenapa kamu pergi begitu saja? Tanpa pamit, tanpa sepatah kata pun. Aku masih di sini, menunggu kabar, menunggu alasan, menunggu apa saja yang bisa menjelaskan semua ini. Apakah aku berbuat salah? Apakah ada yang membuatmu ingin menjauh? Kalau iya, kenapa tak kau katakan?

Setiap hari aku mencoba kuat, tapi nyatanya aku lemah. Aku merindukanmu. Sangat. Suaramu, tawamu, bahkan marahmu—semuanya masih jelas di kepalaku. Kamu tahu? Sepi ini menyakitkan. Malam-malam terasa panjang, dan aku hanya bisa memeluk rindu yang tak tahu harus ku arahkan ke mana.

Aku bertanya-tanya, apakah kau juga merindukanku seperti aku merindukanmu? Atau aku sudah benar-benar hilang dari ingatanmu? Sungguh, aku hanya ingin tahu alasanmu. Apakah perasaan yang dulu kita jaga bersama tak cukup untuk membuatmu bertahan?

Aku ingin kamu kembali. Atau setidaknya, kirimkan kabar agar hatiku tenang. Jangan biarkan aku terus bertanya pada diri sendiri. Jangan biarkan aku hanyut dalam rindu yang tak pernah sampai. Kamu pernah jadi segalanya bagiku. Dan sekarang, kamu jadi alasan air mata ini jatuh setiap malam. Kenapa kamu tega menghilang?

Scroll to Top